Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Cara Investasi Rumah yang Tepat

Cara Investasi Rumah yang Tepat

Tips cara investasi rumah yang tepat harus diketahui, bagi Anda yang ingin melakukan hal tersebut. Keberadaan rumah memang sangat vital, terutama sebagai tempat tinggal. Rumah merupakan tempat di mana seluruh anggota keluarga memulai, untuk selanjutnya melaksanakan aktivitas sehari-hari.

Rumah juga dapat dikatakan sebagai salah satu kebutuhan primer bagi setiap manusia. Sebagai kebutuhan primer, rumah memiliki bermacam-macam fungsi. 

Fungsi rumah antara lain sebagai berikut:

  • Rumah sebagai tempat untuk beristirahat dan melepas lelah, setelah melakukan aktivitas sehari-hari.
  • Rumah sebagai tempat berinteraksi dalam keluarga, sekaligus membina kerukunan antara yang satu dengan yang lain.
  • Rumah sebagai tempat perlindungan diri dari bahaya yang mungkin datang mengancam.
  • Rumah sebagai tempat kedudukan ataupun status sosial seseorang.
  • Rumah sebagai tempat menyimpan barang-barang berharga.
  • Rumah sebagai tempat pemenuhan kebutuhan jasmani dan rohani.

Rumah sendiri dalam pengertian umum dapat diartikan sebagai suatu bangunan yang dijadikan tempat tinggal seseorang atau sekelompok orang dalam jangka waktu tertentu. Rumah sebagai tempat tinggal juga digunakan dalam menjalani aktivitas seperti tidur, makan, belajar, berkumpul, ataupun berkomunikasi dengan anggota keluarga yang lain.

Seburuk atau sebagus apapun rumah yang kita tempati, akan lebih terasa nyaman bila tempat itu adalah rumah kita sendiri. Rumah ibarat istana tempat kita melakukan aktivitas, yang belum tentu bisa dilakukan di tempat lain. 

Bahkan sebagian manusia juga menganggap bahwa rumah memiliki fungsi sebagai pemenuhan kebutuhan status sosial dan budayanya.

Status sosial dapat diartikan sekumpulan kewajiban dan hak yang dimiliki manusia dalam masyarakatnya. Kenyataannya, di dalam struktur masyarakat, status sosial yang tinggi akan menempatkan seseorang lebih tinggi, dibandingkan dengan pihak lain yang status sosialnya lebih rendah.

Kondisi rumah seseorang juga sangat dipengaruhi oleh keadaan ekonomi dan status sosialnya. Artinya bangunan rumah yang dimiliki oleh kelompok kelas menengah atas, akan berbeda dengan mereka yang berada dalam golongan kelas menengah ke bawah. Sebagai contoh rumah para pejabat, pasti akan berbeda dengan rumah yang dimiliki buruh biasa.

Selain berfungsi sebagai tempat tinggal, rumah juga memiliki fungsi lain yakni sebagai investasi. Sebagian orang mungkin telah melakukan hal ini, dengan memanfaatkan fungsi rumah sebagai investasi.

Beberapa pihak beranggapan bahwa investasi properti, merupakan cara efektif untuk mengembangkan uang. Hal itu dikarenakan investasi properti lebih aman, serta dianggap lebih menguntungkan jika dibanding jenis investasi lainnya.

Investasi pada produk properti sebenarnya memiliki nilai yang lebih stabil. Hal itu disebabkan karena tidak gampang dipengaruhi oleh faktor-faktor lain yang dapat membuat nilai dari produk itu menjadi naik ataupun turun dengan cepat. Sama halnya dengan nilai rumah, yang kecenderungannya memiliki nilai yang lebih stabil.

Cara Investasi Rumah yang Tepat
credit:onstagram@candi_wana_mas

Namun, jika Anda berminat melakukan investasi rumah, maka berhati-hatilah pada pengembang perumahan yang nakal. Apalagi ketika kita sudah menyerahkan uang dan cicilan juga sudah berjalan, maka pengembang tersebut merasa telah berada di atas angin.

Pada saat kita terjebak oleh pengembang yang nakal, tidak hanya waktu yang akan terbuang tetapi juga uang yang kita miliki. Itu berarti kita sudah gagal melakukan cara investasi rumah yang tepat.

Alhasil betapa pentingnya untuk mengetahui ciri-ciri, tentang pengembang properti yang nakal. Berikut ini ciri-ciri pengembang nakal, yang mungkin bisa saja membantu Anda sebelum melakukan investasi rumah.

Ciri pertama adalah pengembang tersebut tidak mempunyai tim khusus dalam melakukan pelayanan kepada pelanggan. Seharusnya setiap pengembang yang profesional, memiliki tim khusus yang bertugas menangani ataupun memberikan jawaban terhadap keluhan pelanggannya.

Ciri kedua adalah pengembang tidak menyerahkan PPJB atau Perjanjian Pengikatan Jual Beli. Keadaan ini seharusnya bisa menimbulkan tanda tanya, apalagi kita sudah menyetor booking fee atau uang tanda jadi.

Ciri ketiga adalah proses pemesanan rumah, pembangunan, ataupun proses-proses yang lainnya tidak berjalan sesuai agenda yang telah dijadwalkan.

Ciri keempat adalah Perjanjian Pengikatan Jual Beli atau PPJB, tidak boleh dinegosiasikan. Alhasil uang tanda jadi yang telah kita keluarkan, juga tidak dapat dikembalikan.

Ciri kelima adalah hasil bangunan rumah ternyata tidak sesuai dengan apa yang telah dijanjikan di awal.

Ciri-ciri di atas memang hanya sebagian saja, artinya masih banyak ciri-ciri yang mungkin saja bisa muncul dalam praktiknya di lapangan. Satu hal terpenting bagi Anda yang berniat untuk melakukan investasi rumah, maka patut waspada terhadap pengembang-pengembang nakal.

Setelah sedikit mengenal ciri-ciri pengembang yang nakal, selanjutnya kita coba untuk beranjak mengenai strategi dalam berinvestasi rumah. Dalam investasi properti, modal awal yang kita gunakan bisa dikatakan lebih ringan dibandingkan berinvestasi dalam bentuk lain. Sama halnya dengan investasi dalam bentuk rumah.

Sebagai contoh jika Anda berinvestasi dengan rumah baru yang harganya kurang lebih Rp.100 juta, maka kita cukup mengeluarkan modal sekitar 15% hingga 35% saja. 

Jika diuangkan kurang lebih sekitar Rp.15 juta hingga Rp.35 juta. Sisanya dapat dilunasi secara bertahap, dalam kurun waktu yang telah ditentukan sesuai kesepakatan antara pembeli dan penjual.

Apabila Anda membeli rumah dari pihak pengembang, bisa saja Anda akan mendapat kesempatan bantuan dari bank. Artinya dengan membayar uang muka (semisal antara 10% hingga 30%) ditambah dana KPR (kurang lebih 5%), maka Anda telah mendapatkan aset properti dengan nilai Rp.100 juta (100 %).

Investasi dalam bentuk rumah juga memiliki banyak keuntungan. Selain bisa digunakan oleh pemiliknya, rumah juga bisa dikontrakan atau disewakan. Hal itu tentunya bisa menambah pemasukan bagi pemiliknya. Mengenai berapa besar sewa kontraknya, hal itu tergantung kesepakatan antara pemilik dengan penyewa.

Keuntungan lainnya adalah nilai aset rumah memiliki kecenderungan meningkat, dari tahun ke tahun. Sebagai contoh ketika kita hendak membeli rumah dengan harga Rp.200 juta, maka jumlah uang yang diinvestasikan sebagai berikut:

Uang muka sekitar 20% atau sebesar Rp.40 juta.

KPR bank sebesar Rp.160 juta.

Untuk biaya lain-lain sebesar 10 juta.

Untuk angsuran KPR tahun pertama, dengan perhitungan (10% X Rp.160 juta)+(Rp.160 juta:15)= Rp.16 juta+Rp.10.666.667= Rp.26.666.667.

Dengan kata lain jumlah modal= Rp.40 juta+Rp.10 juta+Rp.26.666.667= Rp.76.666.667.

Namun, sebagaimana diketahui jika nilai rumah yang dijual apalagi dalam kompleks perumahan, bisa meningkat di atas 3 kali lipat nilai inflasi per tahun. 

Sebagai contoh rata-rata inflasi per tahun 2012 sekitar 5,5%, berarti bisa mengalami kenaikan dalam setahun minimal 16,5%. Bahkan di beberapa perumahan, bisa saja nilainya mencapai 25% per tahun.

Mungkin Anda akan bertanya, lantas berapakah nilai aset properti itu setelah memasuki usia 1 tahun? Seandainya kita rata-ratakan kenaikan nilainya adalah 20%, maka keuntungan yang didapat dari selisih harga beli tahun lalu sebesar 20% X Rp.200 juta= Rp.40 juta dalam setahunnya.

Selanjutnya, berapa persenkah keuntungan dari modal yang dikeluarkan? Persentase keuntungan dapat diketahui dari jumlah keuntungan dibagi jumlah modal, lantas hasilnya dikalikan 100%. Berarti keuntungannya= (Rp.40 juta: Rp.76.666.667) X 100% = 52,17% pada tahun pertamanya.

Sebagai catatan, nilainya dapat mengalami peningkatan setiap tahunnya. Hal itulah yang menjadi penyebab investasi rumah sangat digemari oleh mereka yang berduit. Perhitungan di atas memang hanya sebagai gambaran awal. 

Apabila Anda benar-benar ingin melakukan investasi rumah, maka tidak ada salahnya untuk meminta info langsung kepada pengembang agar memperoleh data yang lebih riil.

Cara investasi rumah seperti yang dijabarkan di atas, diharapkan bisa memberikan gambaran dan bisa membantu bagi seluruh pihak yang ingin melakukannya. 

Rumah tidak hanya berkaitan dengan ukuran saja, melainkan status kepemilikannya. Akan lebih bahagia apabila memiliki rumah kecil, namun merupakan jerih payah sendiri dibandingkan rumah besar namun milik orang lain.

Posting Komentar untuk " Cara Investasi Rumah yang Tepat"