Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Tehnik Budidaya Rajungan, Penyiapan Sampai Musim Panen

Tehnik Budidaya Rajungan, Penyiapan Sampai Musim Panen
credit:instagram@hungrygomedan

Portunus pelagicus sebagai nama latin dari rajungan, terhitung spesies kepiting yang berkembang biak di lautan. Rajungan kerap dijumpai di sejauh pantai Samudera Pasifik sampai Samudera Hindia, atau pada teritori pantai di Timur tengah.

Biasanya warga mendapat rajungan dari aktivitas penangkapan di pesisir pantai tanah air. Tapi karena jasa ilmu dan pengetahuan, sekarang ini sudah diperkembangkan tehnik budidaya rajungan.

Tangkap rajungan di pantai merupakan kegiatan yang gampang dan irit ongkos, seorang nelayan tak perlu keluarkan biaya untuk membikin penangkaran, pembelian bibit, pakan, dan lain-lain.

Tetapi seiring berjalannya waktu rupanya jumlah tangkapan dari beberapa nelayan turun sesedikit-sedikit. Peristiwa ini memperlihatkan terjadi aktivitas penangkapan terus-terusan tidak teratasi, menyebabkan jumlah rajungan di lautan menyusut dari mulanya.

Sebagai makhluk hidup yang tergantung ke kelestarian alam dan hayati, karena itu manusia seharusnya pikirkan kelangsungan komunitas yang berada di alam bebas. Seperti flora dan fauna yang berada di laut atau dataran.

Tehnik budidaya rajungan memang jadi jalan keluar ringkas dan pas buat untuk beberapa nelayan dan untuk pemerintahan, dan warga secara luas tidak berasa dirugikan oleh penangkapan hewan laut yang paling destruktif.

Memikulgbiakan dan memperbesar rajungan dalam sebuah penangkaran atau kolam memberinya faedah yang banyak. Beberapa nelayan tak perlu susah-payah menebar pancingan atau tangkap rajungan di pantai, mereka cukup memperbesar kepiting di kolam sampai masuk periode panen. 

Pasti seorang harus pelajari pengetahuan atau tehnik memikulgbiakan rajungan saat sebelum terjun di usaha ini.

Pengetahuan mengawali usaha pembesaran rajungan bisa didapat dari beragam lembaga perikanan punya pemerintahan, jika kesusahan karena itu pakailah media bikin atau electronic buat mengeruk info pembudidayaan rajungan. 

Ingat keperluan warga Indonesia pada rajungan tak pernah kering, justru kebutuhan pasar makin besar searah waktu.

Tidak boleh sangsi untuk mengawali suatu hal yang baru, atau hal kecil berdasar pemikiran akal. Tetapi percayalah niat usaha seorang bisa mengganti segala hal di bumi ini.

Tehnik Pembudidayaan Rajungan

Kesempatan usaha pembesaran rajungan benar-benar sangat lebar terbuka, bahkan juga masih tetap sedikit beberapa nelayan yang ingin terjun di bagian perikanan ini. 

Bahkan juga kebutuhan pasar akan rajungan bukan hanya tiba dari dalam negeri, warga luar negeri seperti Jepang, Cina, atau Singapura benar-benar menyukai tipe kepiting ini.

Tidaklah aneh produksi rajungan dalam negeri tidak sanggup penuhi keperluan pasar lokal dan internasional. Sebutlah saja di daerah Sulawesi Selatan, berdasar survey Balai Budidaya Air Payau mengutarakan bukti di sejumlah wilayah hasil tangkapan rajungan condong turun mencolok.

Dari ringkasan study ini, faksi BBAP Sulawesi Selatan mengawali meningkatkan tehnik pembenihan sekalian pembesaran rajungan. Perubahan sampai sekarang ini, sudah dijumpai beberapa nelayan yang malah tukar karier jadi petani rajungan.

Tehnologi pembudidayaan itu rupanya disongsong hangat oleh warga sekitaran wilayah pantai di Sulsel. Justru banyak petani yang awalnya gantungkan pendapatan dari tangkapan di laut atau pantai, beralih haluan memperbesar bibit rajungan sampai periode panen. 

Budidaya tipe kepiting ini buka lebar lapangan usaha dan kerja untuk anggota warga. Ekonomi juga dapat konstan dibanding keadaan lalu.

Tingkatan Budidaya Rajungan

Berikut tehnik memperbesar rajungan dalam jala atau tambak diantaranya:

1. Proses pembesaran

Penyiapan proses pembesaran dari rajungan yaitu pilih tempat rajungan dipiara. Dapat memakai keramba atau jala yang terpasang di wilayah pantai, ataupun lebih nyamannya menggunakan kolam tambak untuk pembesaran.

Umumnya ukuran tambak dengan luas 50 x 100 mtr. bisa diisi bibit rajungan sekitar 10 ribu ekor. Ini bermanfaat menghindar rajungan sama-sama makan atau lokasi yang terlampau sempit untuk rajungan bergerak aktif. 

Tapi untuk mereka yang terbatas lahannya bisa manfaatkan alam bebas tapi dengan modal jala. Ukuran jala juga bisa disamakan dalam jumlah bibit yang ditempatkan nanti.

Pakan rajungan berbentuk ikan rucah, yaitu ikan-ikan kecil yang telah diolah pengeringan. Memberinya pakan pada rajungan sebetulnya tidak disebarkan tiap hari, dapat dilaksanakan 5 hari sampai satu minggu sekali. 

Tapi kurangi risiko rajungan sama-sama makan satu sama yang lain, karena itu dapat dilaksanakan seringkali. Dan makin inten pemberian pakan menggerakkan perkembangan rajungan sedikit cepat.

Air dalam tambak perlu dijaga kesegarannya. Rajungan sebagai hewan laut yang hidup di wilayah perairan yang jernih hingga air tambak membutuhkan perputaran, supaya rajungan memperoleh komunitas hidup yang normal. 

Jika air pasang tidak juga datang seharusnya beberapa petani memakai pompa air. Kerjakan perputaran air tambak sekitar sekali dalam 5 hari.

2. Musim Panen

Rajungan dibesarkan di tambak atau dalam jala bisa dipanen dengan 2 sistem. Pertama dengan selective/penyeleksian, sistem ini dipakai jika rajungan itu tidak alami perubahan yang normal. 

Atau telah masuk musim panen tapi ada banyak rajungan yang ukuran di bawah standard jual. Petani bisa memetik rajungan yang telah besar, atau beratnya sudah melewati satu 100 g.

Langkah panen rajungan yang ke-2 yaitu pemanenan masal, ini biasa dikerjakan ketika rajungan semuanya dilihat pantas dipasarkan di pasar. Sesudah dipanen seharusnya rajungan langsung dibawa ke pasar, pasarkan langgsung pada beberapa pedagang.

Jika panen dalam jumlah besar seharusnya cari partner marketing. Akan lebih bagus dapat menggamit beberapa exportir rajungan, karena keperluan dan harga yang mereka pasarkan semakin tinggi dibanding pedagang lokal.

Rajungan di beberapa teritori di Indonesia memang dibesarkan dalam jala, walau mereka dilepaskan di tambak tapi masih tetap masuk ke jala. Tehnik ini umum dipakai oleh warga Madura karena tanah mereka benar-benar pas untuk dibikin tambak.

Dengan jala itu karena itu proses panen jalan gampang dan ringkas. Beberapa petani rajungan tinggal mengusung jalanya selanjutnya diamankan memakai ‘serok', lalu ditempatkan ke tempat. Rajungan biasanya bisa dipanen saat berumur 3 sampai empat bulan.

3. Penyiapan kolam atau tambak sesudah panen

Aktivitas panen benar-benar sangat membahagiakan, ditambah rajungan yang dipanen sejumlah banyak dan sehat. Tapi tidak boleh lupakan pekerjaan sesudah musim panen yang lumayan berat. Yaitu mengurus tambak supaya siap disebari bibit rajungan kembali. 

Tambak dikuras dan tanahnya dipadatkan dengan dikeringkan dan diberi batu kapur. Proses keringkan dasar tambak ini dilaksanakan sepanjang 3 sampai 5 hari.

Tempatkan beberapa jala dalam tambak, ini bermanfaat untuk tiap-tiap tingkatan pembesaran yaitu memperbesar rajungan, sebagai tempat pertama untuk bibit rajungan yang didapat dari petani atau tangkapan di alam bebas. 

Harga dari bibit rajungan dapat sekitar Rp. 200,-. Isi air tambak dapat di saat air laut pasang, atau manfaatkan mesin pompa air.

Harga pasar rajungan sekitar 40 beberapa ribu, tapi ada saatnya rajungan dapat dipandang 100 ribu rupiah lebih, sedang kelas betina besar yang bertelur dengan harga 30 ribu rupiah. Pejantan berisi capai berat 5 ons sampai 1 kilo per ekor.

Posting Komentar untuk " Tehnik Budidaya Rajungan, Penyiapan Sampai Musim Panen"