Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Strategi Pengelolaan Risiko dalam Aktivitas Usaha

Strategi Pengelolaan Risiko dalam Aktivitas Usaha
credit:freepik.com

Di kehidupan kita sehari -hari, maka kita tidak akan pernah lepas dari adanya risiko. Intensif risiko yang perlu ditemui ini akan makin bertambah saat kita melakukan aktivitas usaha (bisnis).  Ada beberapa kekuatan risiko yang perlu ditemui dalam dunia bisnis (usaha).

Walaupun kita tidak lepas dari adanya risiko, tetapi bukan berarti bahwa kita harus menghindari aktivitas usaha itu dan benar-benar melepas risiko yang ada. Karena, Anda dapat melakukan pengelolaan risiko untuk meminimalkan terjadinya kemungkinan risiko itu.

Langkah Menghitung Besaran Risiko

Bila Anda telah memiliki satu jenis usaha, maka Anda dapat dengan gampang melakukan perhitungan terkait dengan berapa besar risiko yang kemungkinan akan terjadi. 

Langkah yang dapat Anda gunakan dan aplikasikan untuk menghitung besaran risiko, yaitu :

1. Dapatkan seberapa sering satu risiko terjadi (FREKUENSI berlangsungnya risiko atau probability -risiko)

2. Tetapkan imbas yang diakibatkan dari risiko yang terjadi (DAMPAK)

3. Kalkulasi peluang perkiraan rugi, dengan memakai formulasi :

FREKUENSI X DAMPAK

Sebagai contoh, lihat data berikut ini:

Anda memiliki risiko terjadinya perampokan barang dagangan Anda. Lantas, Anda melakukan analisis. Kekuatan berlangsungnya risiko perampokan barang itu ialah 5 kali di dalam 1 bulan. Untuk tiap peristiwa perampokan barang itu, karena itu rata -rata Anda tidak untung Rp 200.000.

Dari informasi ini, Anda dapat menghitung perkiraan besarnya rugi yang ditemui dari risiko perampokan barang dagangan itu sepanjang sebulan. 

Perhitungannya, yaitu :

= 5 x Rp 200.000 = Rp 1.000.000

Maknanya, dalam sebulan, ada rugi risiko perampokan barang dagangan yang mempunyai potensi mengakibatkan Anda alami rugi sebesar Rp 1.000.000.

Strategi Pengelolaan Risiko

Dari tiap tipe risiko yang perlu ditemui di daftar fokus Anda, Anda dapat menanganinya dengan strategi pengelolaan risiko. Minimal, ada empat opsi strategi pengelolaan risiko yang dapat dilaksanakan, antara lain: 

  • Dikendalikan
  • Ditransfer ke faksi lain
  • Diongkosi sendiri
  • Dijauhi

1. Dikendalikan (Risk Control)

Risiko yang dikendalikan ini maknanya Anda lakukan usaha -upaya supaya kemungkinan berlangsungnya risiko yang sudah dideteksi jadi menyusut. Mengatur risiko ini ditujukan untuk kurangi imbas yang kemungkinan terjadi.

Beberapa usaha yang dapat dilaksanakan untuk mengatur risiko ini bisa mencakup : membuat dan menerapkan standar operating procedure (SOP) yang bagus, lakukan pengaturan dengan serius pada kualitas produk dan proses, lengkapi tempat produksi dengan bermacam alat keselamatan kerja yang dibutuhkan, dan mengintroduksi budaya sadar risiko pada semua pegawai.

2. Ditransfer ke faksi lain (Risk Transfer)

Strategi pengelolaan risiko dengan ditransfer ke faksi lain ini dilaksanakan dengan usaha -upaya yang secara sadar pada jalan mengalihkan risiko yang ditemui pada faksi lain. Untuk lakukan ini, bisa dilaksanakan dengan mengalihkan risiko berlangsungnya kebakaran toko pada perusahaan asuransi.

Langkah lain seumpama untuk mengalihkan risiko berkaitan tingkatkan beban ongkos masih karyawan, ini dapat dilaksanakan dengan kontrak outsourcing. 

Disamping itu, untuk mengalihkan risiko tingginya modal kerja ke customer, ini dapat ditangani pada jalan minta pembayaran pada awal, atau mungkin dengan mengalihkan risiko tingginya ongkos stok ke tangan vendor.

3. Diongkosi sendiri (Risk Retention)

Diongkosi sendiri atau risk retention ini ialah strategi pengelolaan risiko yang dilaksanakan dengan usaha -upaya mendanai imbas yang kemungkinan diakibatkan oleh risiko. 

Tujuannya, kerangka mendanai risiko ini bisa dilaksanakan dengan 2 langkah, yaitu dengan mempersiapkan dana cadangan (allowance) khusus buat mendanai risiko, atau tanpa membuat dana cadangan.

Dengan membuat dana cadangan, ini bisa memunculkan risiko baru, yaitu terusiknya aktivitas usaha yang telah diperkirakan awalnya. Sebagai contoh, ada risiko kebakaran dari toko yang kita tempati saat ini.

Jika peraturan pengelolaan risiko ialah diongkosi tanpa dana cadangan, karena itu bisa saja dana yang semestinya dipakai untuk pengembangan usaha akan terpakai untuk mengongkosi pembaruan toko itu. Karena itu, pengembangan juga dapat tidak berhasil dilaksanakan.

4. Dijauhi (Risk Avoidance)

Pengelolaan risiko dengan dijauhi, yaitu satu perlakuan yang dilaksanakan secara sadar untuk menghindar risiko yang ditemui. 

Sebagai contoh, jika sepanjang 1 minggu di depan ada perkiraan hujan akan turun dengan lebat, karena itu jika Anda mempunyai usaha restaurant, Anda akan dianjurkan untuk menghindar pemasaran bermacam jenis minuman dingin atau bermacam es.

Ini dilaksanakan karena dari kemungkinan pemasaran produk -produk minuman dingin atau es ini akan turun atau tidak laris. Tetapi, perlu juga dikenang, jika sebagai wiraswasta, jika Anda sering lakukan penghindaran pada risiko, ini dapat berpengaruh pada lambannya perubahan usaha Anda.

Mengapa begitu? karena, bisa ada beberapa peluang atau kesempatan yang terlewati saat Anda memilih usaha penghindaran risiko ini. Karena itu, menejemen pengelolaan risiko ini harus tetap diputuskan dengan sebijak-bijaknya dan bermacam pertimbangannya.

Pada tingkatan pengelolaan risiko, Anda dapat memutuskan untuk memakai salah satunya sistem pengelolaan risiko yang disebut sebelumnya. Juga bisa Anda mengkombinasikan dari beberapa sistem yang ada.

Panduan Ringkas Mengurus Risiko untuk Pemula

Untuk Anda beberapa wiraswastawan pemula, Anda dapat memakai beberapa trik dan tips ringkas untuk mengurus risiko -risiko yang kemungkinan terjadi. 

Berikut beberapa panduan ringkas mengurus risiko untuk pemula dalam usaha, antara lain:

1. Ketahui jika risiko yang ditemui bukan penghalang untuk Anda untuk maju. 

Risiko malah perlu diambil sebagai wujud resiko karena Anda inginkan satu hal yang lebih bagus atau satu kesuksesan tertentu. Makin tinggi hasil yang diharapkan, karena itu makin besar juga risiko yang perlu ditemui dan diatur.

2. Tidak boleh cemas. 

Step pertama kali yang perlu dilaksanakan dengan mengenali risiko apa yang mempunyai potensi untuk ada. mulai dari lingkungan yang ada di seputar Anda untuk lakukan analisis risiko. Juga bisa analisis risiko dilaksanakan dengan menyaksikan jalinan dengan beberapa penyuplai, konsumen setia, maupun kompetitor.

Dari risiko yang telah terdeteksi, karena itu Anda dapat tentukan berapa kerap risiko itu kemungkinan ada.

Tetapkan berapa besar kekuatan imbas yang kemungkinan terjadi dari risiko yang sudah dideteksi barusan.

3. Persiapkan cara -langkah mitigation risk, cuman untuk risiko yang menguasai atau pada fokus saja. 

Ini dilaksanakan karena beberapa hal yang perlu dilaksanakan dalam usaha. Bila terlampau konsentrasi pada risiko -risiko yang bukan fokus, karena itu waktu Anda malah akan habis dan membuat Anda jadi sangsi -ragu atau takut dalam meneruskan usaha.

Untuk lakukan mitigation risk, yakinkan Anda sanggup hitung secara benar ongkos yang perlu dikeluarkan untuk mengurus risiko. Yakinkan juga faedah yang didapat dari pengelolaan risiko itu dapat semakin besar dari ongkos yang dikeluarkan.

referensi :

Harington, Scott R dan Gregory R Niehaus. 2004. Risk Manajemen and Insurance 2nd. New York : McGraw Hill.

Posting Komentar untuk " Strategi Pengelolaan Risiko dalam Aktivitas Usaha"